Bagaimana Dekongestan Bertindak?
Dekongestan merupakan agen simpatomimetik yang bertindak pada reseptor dalam mukosa nasal yang menyebabkan pembuluh darah mengecil. Selain itu juga dapat mengurangi pembengkakan mukosa hidung dan melegakan pernafasan. Dekongestan apabila dikombinasikan dengan antihistamin sangat efektif melegakan tanda-tanda rinitis terutama bila hidung sumbat.
Jenis Dekongestan
1.Dekongestan sistemik
Dekongestan sistemik adalah seperti efedrin, fenilpropanolamin dan pseudoefedrin.
Dekongestan sistemik diberikan secara oral (melalui mulut). Meskipun efeknya tidak secepat topikal tapi kelebihannya tidak mengiritasi hidung.
Perhatian !!!
Jenis dekongestan sistemik dapat menyebabkan tekanan darah tinggi terutamanya efedrin dan fenilpropanolamin apabila melebihi dosis terapeutik sebanyak 2-3 kali. Untuk melihat dosis-dosis biasa dekongestan tersebut silahkan lihat jadwal bawah.
Dosis dekongestan sistemik bagi dewasa dan anak-anak
Drug | Dewasa | Anak-anak |
Pseudoefedrin | 60 mg setiap 4-6 jam | 6-12 th : 30 mg setiap 4-6 jam |
2-5 th : 15 mg setiap 4-6 jam | ||
Efedrin sulfat | 25-50 mg setiap 4-6 jam | 2-3 mg/kg sehari (dalam dos terbagi setiap 4 jam) |
Fenilpropanolamin | 25 mg setiap 4 jam | 6-12 th : 12,5 mg setiap 4 jam |
2-5 th : setiap 4 jam |
Jika anda ada tekanan darah tinggi, hindarkan dari penggunaan dekongestan tersebut ( Dipiro, J. T., 1999).
2.Dekongestan topikal
Digunakan untuk rinitis akut yang merupakan radang selaput lendir hidung.
Bentuk sediaan dekongestan topikal berupa balsam, inhaler, tetes hidung atau semprot hidung.
Dekongestan topikal (semprot hidung) yang biasa digunakan yaitu oxymetazolin, xylometazolin yang merupakan derivat imidazolin.Karena efeknya dapat menyebabkan depresi. Susunan saraf pusat bila banyak terabsorbsi terutama pada bayi dan anak-anak, maka sediaan ini tidak boleh untuk bayi dan anak-anak.
Perhatian !!!
Agen ini tidak boleh digunakan lebih dari 3-5 hari berturut-turut. Kerana dapat menyebabkan rinitis medicamentosa. Oleh itu, pengguna dinasihatkan supaya menggunakan dosis yang sesuai dan bila diperlukan saja contohnya semasa akan tidur ( Dipiro, J. T., 1999).
Jadwal jangka masa tindakan dekongestan topikal
Drug | Jangka masa penggunaan (hari) |
Tidakan pendek : Fenilefedrin hidroklorida | Hingga 4 hari |
Tindakan sederhana : Naphazoline hidroklorida Tetrahidralizin hidroklorida | 4-6 hari |
Tindakan panjang : Oxymetazolin hidroklorida Xylometazolin hidroklorida | Hingga 12 hari |
Di antara beberapa jenis dekongestan, PPA (phenyl propanolamine) merupakan obat yang paling banyak diributkan setelah Ditjen POM (Sekarang Badan POM) menarik obat-obat flu yang mengandung PPA lebih dari 15 mg. Di Amerika Serikat, obat ini selain dipakai di dalam obat flu dan batuk, juga digunakan sebagai obat penekan nafsu makan yang dijual bebas.
Dalam dosis tinggi, PPA bisa meningkatkan tekanan darah. Jika digunakan terus-menerus, dapat memicu serangan stroke. Untuk mencegah efek buruk inilah, Dirjen POM membuat kebijakan membatasi PPA di dalam obat flu dan obat batuk, maksimal 15 mg per takaran.Tabel-1 berikut bisa Anda jadikan sebagai panduan ringkas dalam memilih obat batuk.
- Jika batuk AndaPilihlah yang mengandungContoh obatKering (tanpa disertai dahak)AntitusifDekstrometorfan, atau noskapinDisertai dahakEkspektoranBromheksin, gliseril guajakolat (GG, atau guaifenesin), ambroksol, karbosistein, atau ammonium kloridaAkibat alergi dan disertai dengan hidung melerAntihistaminDifenhidramin, klorfeniramin (CTM), doksilamin, feniramin, atau tripolidinDisertai dengan napas yang tidak legaDekongestanFenil propanol amin, efedrin, pseudoefedrin, etilefedrin, atau fenilefrin
Nah yang dicari adalah merk dagang obat yang fungsinya sebagai antitusif dan ekspektoran,
istilahnya ya kayak “obat sapu jagat” gitu jadi satu obat bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.
Tabel komposisi beberapa obat batuk
Merek obat | Komposisi (golongan) |
Actifed DM | Tripolidin (antihistamin) Pseudoefedrin (dekongestan) Dekstrometorfan (antitusif) |
Benadryl DMP | Difenhidramin (antihistamin, antitusif) Dektrometorfan (antitusif) Fenilefrin (dekongestan) Ammonium klorida (ekspektoran) Natrium sitrat (ekspektoran) |
Bisolvon | Bromheksin (ekspektoran) |
Komix | Dekstrometorfan (antitusif) CTM (antihistamin) PPA (dekongestan) Ammonium klorida (ekpektoran) |
Kalibex | Dekstrometorfan (antitusif) Difenhidramin (antihistamin, antitusif) PPA (dekongestan) |
Vicks formula 44 | Dekstrometorfan (antitusif) Doksilamin (antihistamin, antitusif) |
Woods Antitussive | Dekstrometorfan (antitusif) Difenhidramin (antihistamin, antitusif) |
Woods Expectorant | Bromhexin (ekspektoran) Guaifenesin (ekspektoran) |
Peran Perawat :
Perawat terampil & tepat saat memberikan obat.
Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.
Dengan demikian : perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.
Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik / menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan : bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam laboratorium maupun tubuh manusia.
http://purwaisontheway.wordpress.com/2010/02/08/tugas-farmol-macam-macam obat-sistem-pernafasan/
http://members.fortunecity.com/allertis/dekongestan.htm
http://medicastore.com/apotik_online/obat_saluran_nafas/dekongestan_dan_obat_hidung_lainnya.htm
http://berbagi-sehat.com/article/12254/peran-perawat-dalam-pemberian-obat.html
AYUSNITA K.
04.07.1747
E/Kp/VII